BELAJAR BERSAMA "mbahBEJO"
BELAJAR YO BELAJAR

bukan sandiwara (oleh mbahBEJO)


Begitu sampai di Embong Panohan, mata Amita berbinar-binar. Dia takjub pada keindahan alam Embong Panohan.
“ Betul-betul beutiful,” bisiknya dalam hati.
Sebenarnya dia sudah menolak ajakan teman-temannya bertamasya. Diapun kesal karena temannya memaksanya.
“ Ayolah, Mit. Jangan kecewakan kami,” rengek Dita tempo hari.
“ Iya, Mit.. Masa kamu tega..please..,” rayu Dullah agak memaksa. Akhirnya diapun mengiyakan.
Tapi melihat pemandangan Embong Panohan yang begitu eksotik, kekesalnya terobati. Panorama alam yang indah sedikit dapat mengobati hatinya yang sedang luka.
Sejak kemarin Amita bersedih. Rencana kepindahan ayahnya keluar Jawa membuat hatinya gundah. Dia belum siap untuk mengikuti kemauan orang tuanya. Hingga sampai hari ini diapun tak tega untuk menyampaikan kepada teman-temannya.
Bersandar pada dinding batu hitam, Amita merasa lebih nyaman. Matanya yang indah memandang dengan senyum pada teman-temannya yang bergembira menikmati pemandangan.
Akhirnya, Amitapun menyampaikan rencana kepindahannya pada teman-temannya.
“ Haaaa....” teriak mereka kaget.
“ Ini bukan sandiwara,” bisik Anita kalem.@

Postingan terkait:

Komentar Anda
0 Komentar Anda

Belum ada tanggapan untuk "bukan sandiwara (oleh mbahBEJO)"

Posting Komentar